Syukur
Mari kita kembali mengkaji lebih dalam tentang hakikat syukur dan membaca Alhamdulillah.
Diantara hadist-hadist yang menerangkan tentang syukur dan membaca Alhamdulillah sebagai berikut:
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Allah Swt. tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah Swt. mengampuni dosa-dosanya." (HR. Hakim dan Baihaqi).
Dari Ibnu Umar ra., Rasulullah Saw. bersabda:
"Perbanyaklah kalian membaca Alhamdulillah, karena sesungguhnya bacaan Alhamdulillah itu mempunyai mata dan sayap yang selalu mendoakan didalam surga dan memohonkan ampunan bagi yang membacanya sampai hari kiamat."(HR. Dailami)
Dari Abu Umamah ra. Rasulullah Saw. bersabda:
"Allah Swt. tidak akan memberi nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia memuji kepada-Nya, kecuali pujian itu akan lebih utama daripada nikmat tersebut, meskipun nikmat itu lebih besar." (HR. Thabrani)
Dari Anas ra., Rasulullah Saw. bersabda:
"Andai kata seisi dunia ini dikuasai oleh seorang laki-laki dari umbult, jenuham dia mengucapkan Alhamdulillah, maka ucapan Alhamdulillah lebih utama dari pada dunia dan seluruh isinya itu." Didalam hadist lain: "Barang siapa mengucapkan Subhanallah, maka baginya sepuluh kebaikan, barang siapa mengucapkan La Ilaha Illallah, maka baginya ditulis duapuluh kebaikan, dan barang siapa mengucapkan Alhamdulillah, maka baginya dituliskan tigapuluh kebaikan." (HR. Ibnu Asakir)
Hadist tersebut tidak bertentangan dengang hadits:
"Kalimat paling baik yang diucapkan olehku dan para nabi sebelum aku adalah La Ilaha Illallah"
Sebab, tasbih dan tahmid adalah tahlil, bahkan dengan tambahan.
Imam Khatib berkata:
"Lafazd Alhamdulillah itu terdiri dari delapan huruf (Arab), sementara pintu surga juga berjumlah delapan. Barang siapa mengucapkan Alhamdulillah maka kedelapan pintu surga itu pun dibuka."
Seorang hamba harus mengakui, bahwa dirinya lemah dalam memuji dan bersyukur kepada Allah. Disamping itu ia juga tidak akan mampu menghitung pujian dan syukurnya kepada Allah Swt.
Nabi Saw. bersabda:
"Aku tidak mampu menghitung pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri."
Telah diriwayatkan, sesungguhnya Nabi Musa as. bersabda:
"Ya Tuhanku, kapankah aku bisa menghaturkan pujian dan syukur kepada-Mu? Sedangkan pujian dan syukurku adalah nikmat dari-Mu jua? Maka Allah berfirman kepada Musa as.: "Ketika kamu mengerti bahwa dirimu tidak mampu memuji-Ku, maka kamu telah benar-benar telah memuji-Ku."
Diriwayatkan dari Nabi Dawud as. beliau bersabda:
"Ya Tuhanku, tidak ada satu rahmat pun pada diri anak Adam, kecuali diatas dan dibawah rambut itu ada nikmat, maka dengan apa anak Adam dapat mensyukuri nikmat itu?Kemudian Allah Swt. berfirman pada Nabi Dawud: "Hai Dawud, sesungguhnya Aku telah memberi nikmat yang sangat banyak, namun Aku rela dengan pujian yang sedikit. Dan sesungguhnya syukurmu atas nikmat itu adalah kamu mengerti dan mengakui bahwa nikmat-nikmat yang telah kamu terima itu dari Aku."
Diriwayatkan, bahwa Nabi Dawud as. berkata:
"Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa bersyukur kepada-Mu, sementara syukur itu juga merupakan nikmat dari-Mu kepadaku? Allah Swt. berfirman, "Sekarang juga engkau telah bersyukur kepada-Ku, hai Dawud."